Mitos, Metafora, Metonimi pada buku Laut Bercerita

Buku Novel Laut Bercerita

Historical Fiction


Aulia Nur Rachma 202146500805

Yasmine Aprilia 202146500807


Mitos


Dalam buku laut bercerita yang dimana mencerita seorang mahasiswa aktivis muda yang tergabung dalam kelompok Winatra dan Wirasena dalam menyuarakan suara untuk melawan ketidakadilan pemerintah. Para aktivis melakukan sebuah kegiatan-kegiatan yang menurut pemerintah adalah aktivitas terlarang untuk melawan ketidakadilan, yang pada akhirnya terjadilah aksi penangkapan para aktivis oleh pemerintah. Perjuangan para aktivis ini terjadi pada masa orde baru dimana kekuasaan hanya berada di satu pilar yaitu presiden, tidak ada demokrasi indonesia, dan ketika melawan pemerintah maka akan hilang


Metafora 


tindakan dari buku laut bercerita, yang dimana perjuangan para aktivis muda untuk mencapai tujuan atau keinginan untuk memajukan Indonesia pada Jaman itu. Pada peristiwa penangkapan para aktivis masih saja menggelayuti Yogyakarta, salah satu kegiatan aktivis dengan membawa-bawa fotokopi buku karya Pramoedya Ananta Toer sama saja dengan menenteng bom, karena buku itu sangat ilegal pada masa itu dan akan dianggap berbahaya, sebagai pengkhianat bangsa. Salah satu karakter dari buku laut bercerita berperan sebagai pengkhianat dimana orang yang kita percaya lebih mengerikan, dimana lampu flazz dari kamera gusti merekam dan mengambil gambar dari semua aktivis muda untuk bersuara dijadikan bocoran untuk pemerintah untuk melakukan penangkapan. Para aktivis disekap di ruang bawah tanah, diinterogasi, dan disiksa secara brutal tanpa mengetahui bagaimana nasib esok hari. Sebagian dari aktivis muda dilepaskan, tetapi beberapa orang lainnya hilang tanpa jejak hingga detik ini termasuk Laut. Mereka yang dilepaskan memang dapat menghirup udara bebas kembali, tetapi waktu tidak akan pernah menyembuhkan luka yang mereka tanggung. Terlihat karakter dari pemerintah yang tidak ingin dikalahkan oleh para aktivis. 


Metonimi


pada bagian buku terdapat adegan penyiksaan dimana para aktivis muda ditangkap dan disekap dalam gelap. Laut dan teman-temannya dibawa ke sebuah tempat gelap, hitam, dan kelam, selama tiga bulan mata laut dibebat kain apak yang hanya sesekali dibuka saat pemerintah sedang melakukan penyiksaan, dengan mengguyurkan air es ke tubuh Laut, menyetrumnya, menampar wajahnya, menyudutnya, menendangnya, menginjak dadanya, hingga menggantungnya dengan kaki di atas adalah rutinitas baru bagi para penyiksa sampai para aktivis membuka mulut mereka. Matanya hanya dibuka ketika ia berurusan dengan kencing dan tinja. Penyiksaan laut dan teman-temannya sudah melebihi batas kemanusiaan, bahkan laut tidak dapat membedakan hari apakah sudah pagi, siang, sore, atau malam.


Dari yang bisa kami ambil dari buku ini, dari karakter laut dan teman-temannya yang ingin berjuang dan berusaha keras untuk mendapatkan tujuan dan keinginan yang kita mau, dimana aktivis muda berjuang untuk menyuarakan suara rakyat untuk melawan ketidakadilan pemerintah dan janganlah mudah percaya dengan orang lain walaupun kita mengenal dekat orang tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas: 20 Literatur Review Jurnal Semiotika Ferdinand De Saussure

Mitos dan Pengalaman Estetis dari Lagu Golden Hour - JVKE