Tugas 2: Hasil Analisis Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta
Dari video YouTube yang berjudul Live Pascasarjana ISI Surakarta (Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita) pada YouTube Channel ISI Surakarta Official. Pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita membahas tentang pengkajian seni dengan judul "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta" pada program studi seni program doktor paskah sarjana di Institut Seni Indonesia Surakarta.
Kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adiluhung
pada aspek pertunjukkan dan sastra tapi juga pada aspek bentuknya. dari video
ini Doktor Pandu Pramudita mengutamakan
pada figur kayon yang memiliki atau penuh dengan nilai adiluhung dalam
perkembangannya seiring perkembangan zaman bentuk figur kayon di Surakarta ini
mengalami perubahan dan muncul berbagai ragam bentuk. Awal kemunculan figur
kayon pada tahun 1522 masehi atau tepatnya pada tahun 1443 tahun saka yang
diketahui pada sengakalan meme yang berbunyi “Geni Dadi Sucining Jagat” yang
diciptakan oleh Sunan Kalijaga, kemudian pada figur kayon yang kedua muncul
bentuk baru yang diciptakan oleh Sri Susunan Paku Buwono II dengan sengkalan
meme “Gapura Lima Retuning Bumi” atau bertepatan pada tahun 1659 jawa atau
bertepatan pada 1739 masehi, dan kemudian pada perkembangan bentuk figurnya
diketahui pada tahu 1896 masehi, ada koleksi dari museum di belanda dimana
bentuk figur kayon ini muncul isiannya dengan bentuk sakembara harimau dan
banteng atau macan dan banteng.
Untuk mengawali asumsi dari (Pandu Pramudita) dugaan yang
pertama “Inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang
dilihat dari aspek bidan dan isiannya” kemudian yang kedua bahwa “Inovasi
bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara
dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur
kayon sebelumnya” yang ketiga “nilai Filosofis figur kayon berada pada
simbolitas unsur-unsur pembentukan yang ditemukan pada setiap figur kayon meski
memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi”
Metode penelitian yang dilakukan, menggunakan fenomenologi
dengan lokus penelitian material figur kayon gaya Surakarta yang didukung data
oral atau wawancara dari informasi penelitian. Inovasi pada bentuk figur kayon
bahwa terdapat ragam bentuk figur kayon yang dilihat dari 5 aspek:
- Ukuran, dimana tinggi sekitar 75-99 cm dan lebar 38-59 cm.
- Bidang, ada 2 hal, Raut dimana ada 3 bentuk, wengku, bedhahan, kadiwengku. dan Struktur bidang, ada 3 tataran, pucukan, cembung dan kecembung yaitu genuan dan lengkeh, pelemahan bidang datar.
- Ragam Isian, dari 25 figur kayon yang dikumpulkan ada 97 ragam isian yang terdiri dari yang pertama tumbuhan ada 20 jenis atau bentuk, hewan 43 jenis, makhluk mitologi 6 jenis, benda alam 11 jenis, buatan 13 jenis, simbol 4 jenis.
- Ragam Tatahan ada 14 ragam tatahan yang terdiri dari bubukan, tratasan, untu walang, bubukan iring, mas-masan gubahan, srunen, inten-intenan, sekar katu, patran, seritan, sembuliyan, pipil, dan susruk.
- Ragam Sunggingan ada dua hal yang perlu disoroti yang pertama adalah tentang bagaimana teknik dari sunggingan dan yang kedua adalah ragam sunggingan yang ada didepan dan dibelakang. Sunggingan depan ada sorotan, gemblegan, padang bulan. Sunginggan belakang sunggingan api dan air.
Pada bagian Bidang Ideal Kayon (Pandu Pramudita) menggunakan
data ukuran, dan kemudian menggunakan teori Golden Rasio. Ada 2 Golden rasio, yang
pertama 2:1 Dan kedua 5:3. Untuk diujikan sebagai eksperimen, dalam eksperimen
menggunakan gambar teknik, dimana gambar teknik ini ada 3 tahap. Yang pertama
dasar grid system dasar, bidang dasar, layout. Dari eksperimen ini menggunakan
dua perbandingan 11:6 dan 13:7 dari dua bandingan ini yang memenuhi syarat perbandingan
itu lebih kecil 2:1 bisa sama dengan 5:3 itu ada pada perbandingan 13:7
menetapkan bidang ideal kayon itu dibentuk dari perbandingan 13:7.
Bentuk
figur kayon memiliki 3
struktur:
- Pucukan yang berbentuk kerucut
- Genukan yang menuju Langkah cembung
- Palemahan yang berbentuk bidang
datar
Komposisi
isian kayon:
- Bagian pucukan terdiri dari pohon
hayat
- Hewan terbang
- Hewan bergelantungan
- Hewan merangkak
- Makhluk mitologis
Ada 4 warna
yang harus ada pada figur kayon: Hitam, Merah,
Kuning, dan Putih.
Inovasi
bentuk figure kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang
memiliki estetikanya yang disebut dengan wanda kayon.
Terdapat 2
bentuk pengalaman etetis:
- Pengalaman estetis dalam bentuk
citra fisik (persepsi bentuk figur)
- Pengalaman estetis dalam bentuk rasa
(keistimewaan bentuk)
Dalam
objektibasi ada 2 proses:
- Proses kreatif (adaptasi
revitalisasi dan reinterpretasi)
- Pengalaman artistik (sketsa konsep
dan Teknik)
Inovasi
bentuk figure kayon pada wayang kulit purwa gaya Surakarta terjadi karena senian
mengalami pengalaman
estetis dan pengalaman artistic sehingga memunculkan dialektika bentuk figure
kayon.
Pada nilai
filosofis bentuk ada 3:
- Makrokosmos: memiliki nilai
filosofis tentang jagat ageng dari unsurnya, triloka yang dilihat dari struktur
bidangnya.
- Mikrokosmos: zakat alit dilihat dari
unsurnya, karep adalah konsep bentuk figure
- Metakosmos: dilihat dari pola yaitu;
sangkan paraning dumadi dan memayu hayuning bawana
Nilai filosofi pada bentuk figure kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari 3 bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.
Kesimpulan dari Video YouTube yang berjudul Live Pascasarjana ISI Surakarta (Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita), bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta, merupakan pandangan hidup manusia terhadap dunia, memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetika yang disebut dengan wanda kayon, dan karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektika bentuk figur kayon.
Komentar
Posting Komentar